Sabtu, 02 Februari 2013

HONDA VERZA 150



Usai resmi diluncurkan, Astra Honda Motor (AHM) langsung memberikan sesi uji berkendara Honda Verza 150. Sesi test ride ini dilakukan di lapangan JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Melihat desain dan tampilan Verza 150, hampir mirip dengan MegaPro. Pembedanya, ada di desain lampu depan, speedometer dan tangki. Lampu belakang terlihat mirip dengan MegaPro. Suspensi belakang disiram warna merah, sebagai pembeda.


Kebetulan tim ragam diberi kesempatan di grup pertama untuk menjajal motor yang dibanderol dengan harga mulai Rp16.050.000 ini. Tak lupa memakai safety gear, Verza 150 sudah berdiri gagah untuk ditunggangi.


Kesan pertama duduk di atas jok Verza, rasa MegaPro-nya ternyata tidak terlihat. Setang juga tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, cukup nyaman tampaknya bila digunakan dalam kota sebagai kendaraan harian.


Panel indikator dibuat futuristic dengan speedometer dan takometer yang dibuat terpisah. Panel mudah dibaca meski hanya mata hanya melirik sedikit. Pada handle bar ada tombol electric starter, lampu sein, klakson, dan lampu depan. Sama seperti CB150R, di Verza 150 juga tidak dipasang engine cut seperti di MegaPro atau Tiger.


Puas merasakan duduk di atas jok, kini saatnya merasakan performa Verza 150. Trek dibuat dengan beberapa bagian, yang sudah mewakili kondisi jalan raya. Ada trek lurus, tikungan S yang sempit, polisi tidur, zig-zag melewati kun, membuat angka 8 dan menanjak dan turunan.


Masuk ke lintasan sudah disuguhi trek lurus sekitar 300 meter. AHM mengklaim motor dengan kapasitas 150cc ini memiliki akselerasi 0-200 meter mencapai 11,5 detik dengan top speed 110 km/jam. Penasaran dengan akselerasi, tarikan Verza ternyata enteng.


“Lumayan enteng diajak narik di putaran bawah. Bisa stop and go cepat nih,” bisik rekan media yang juga mengikuti pengujian Verza 150 ini.


Usai trek lurus, langsung disambut dengan beberapa tikungan patah dan membuat zig-zag dengan melewati cone. Ini saatnya merasakan handling Verza 150. Ternyata, kelebihan motor ada di sektor ini. Terasa enteng diajak meliuk melibas tikungan, zig-zag dan membuat angka 8. Rasanya sangat cocok buat dipakai di situasi lalu lintas padat di dalam kota.


Pengereman menggunakan sistem disc di bagian depan, dan model drum atau tromol di bagian belakang. Sudah cukup mumpuni sebagai andalan buat mengurang kecepatan sepeda motor. Memang tidak bisa melihat top speed Verza 150, karena terbatasnya jarak lintasan pengujian.


Tak puas hanya dengan satu putaran, tim ragam kembali masuk ke lap kedua untuk lebih memaksimalkan pengujian. Hasilnya tidak ada yang berbeda, dan dengan kesimpulan Verza 150 asik diajak melintasi jalanan padat dalam kota.

0 komentar:

Posting Komentar